Beberapa bulan lalu, aku pernah diminta menjadi guru pengganti di salah satu sekolah Favorit di kota tempatku mengais rezeki.
Tidak lama, hanya empat hari. Selama empat hari tersebut aku berkesempatan mengajar di enam kelas yang terdiri dari dua kelas program Mipa dan empat kelas program IPS. Yaps, aku Mengampu mata pelajaran matematika wajib kelas XI.
~
Jauh hari sebelumnya, mungkin sekitar dua tahun sebelumnya, aku pernah mendapat nasihat dari seorang kakak tingkat yang baru saja selesai tugas PPLK. Begini nasihatnya:
"Kalau ingin dihargai dan disayang oleh anak murid PPLK, cara kita mengajar harus lebih baik dan menarik daripada guru aslinya."
Dalam benakku, benar juga yah. Setuju.
~
Nah, ketika aku menjadi guru pengganti, mungkin cara mengajarku ini lebih enak dan penjelasanku lebih mudah untuk dipahami oleh siswa. Bukannya aku berbangga diri atau memuji sendiri yah, tapi begitulah pernyataan yang diungkapkan langsung oleh siswa-siswiku. Mereka ingin tetap diajar olehku hingga mereka kelas XII.
Aku tahu itu rasanya tidak mungkin, karena untuk menjadi guru honorer saat ini tidak mudah dan sekolah pun rasanya tidak sanggup memberi honor. Karena memang tidak ada anggarannya. Walapun mungkin saat ini aku tak begitu mengharapkan honor, tapi tak dapat dipungkiri juga suatu saat aku pasti membutuhkan honor untuk dapat menyambung hidup. Meskipun aku tahu begitu banyak pintu rizki terbuka lebar. Tak hanya satu. Yang penting kita mau mendatangi pintu itu.
Aku hanya berharap kepada Yang Maha Kuasa jika Dia menghendakiku untuk menjadi guru di sekolah tersebut, tidak akan ada yang bisa mencegahnya.
Begitupun sebaliknya, jika Dia tidak menghendakiku untuk menjadi guru di sana, sekeras apa pun aku berusaha tak akan mungkin terjadi. Wallahu a'lam.
Tapi siapa yang tahu, jika seluruh siswa berdo'a agar aku menjadi gurunya, maka Allah pasti tidak segan untuk mengabulkannya.
Aku hanya bisa tawakkal atas kehendak-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar