Sabtu, 02 Mei 2020
Kamu Pendiam? Atau Cerewet?
Perhatikanlah teman-teman kalian, macem-macem pastinya. Ada yang cerewet-aja, cerewet-banget, kebangetan-cerewetnya, tapi ada juga yang pendiam, lumayan agak-pendiam, dan yang pendiam-banget.
Kamu termasuk yang mana?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kamu harus meminta tanggapan dari teman-biasamu, teman-terdekat/sahabatmu, saudaramu, saudara kandungmu, dan orangtuamu.
Kenapa? Karena pasti kalian memiliki karakter yang berubah di setiap menghadapi orang-orang tersebut. Diantara mereka pasti memberikan jawaban yang berbeda, mungkin hanya akan mendekati pada kategori pendiam atau cerewet, namun dalam level yang berbeda.
Beuh, apalagi kalau yang kamu hadapi adalah seorang bos calon tempatmu bekerja (ceritanya lagi wawancara lamaran pekerjaan) pasti kamu akan JA'IM alias jaga imej, dan memang harus begitu. Tidak mungkin kita menampakkan sifat asli di hadapan orang yang akan kita segani... Ga mungkin banget, suerr 100%...
Bagi kamu yang cerewet banget, pasti bakalan menahan mulutmu untuk tidak nyerocos berisik kaya sirine kereta api mau lewat. Aku yakin suaramu bakalan mirip bunyi tanda pedagang kue putu lewat, kalem-adem enak didenger.
Begitupun kamu yang pendiem/pendiem-banget ga mungkin akan bersikap laksana tiang pancang gedung pabrik yang kokoh pendirian alias diem wae, pastinya akan berusaha meningkatkan minat bicaranya. Hehe
Kalau ingin tahu seberapa pendiam/cerewetnya kita, tanyalah pada teman dekat/sahabatmu, saya yakin sikap/karakter kalian terhadapa mereka adalah karakter yang sesungguhnya.
Kanapa bukan bertanya kepada orangtuanya? Karena kepada orangtua, kalian pastinya akan jaga-imej sebagai bentuk penghormatan dan bakti kalian kepada beliau. Tentu ini benar, kita harus bersikap sopan, hormat, berbakti, nurut kepada orangtua.
Kenapa bukan kepada saudara/saudara kandung? Ada faktor-X yang membuat kalian tidak tampil adanya di hadapan mereka. Pasti.
Faktor-X tersebut misalnya apa? PIKIR DEWEK.
Yaudalah yah...heheehe
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Aku suka part ini haha (sering2 buat perumpamaan yg begini) menghibur sekali
BalasHapus"bersikap laksana tiang pancang gedung pabrik yang kokoh pendirian alias diem wae"
Kebetulan pada saat mengetik, sang penuslis (pengetik) lagi keingetan suasana pembangunan pabrik tepung di belakang rumah. Ramainya bukan main, serius, itu yg namanya tiang pancang (atau paku bumi) bener2 berdiri mentereng seolah-olah menantang masa depan yang menjanjikan.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHahaha
HapusKomentar secuil apa pun itu berharga, gagasan dari sang empunya ide, gamungkinlah diabaikan....
Mesti dibalas.
Wkwkq
Bakal diusir dari rumah, kalau ngeluarin karakter asli depan keluarga
BalasHapusNah ini dia...makanya kalau ingin tahu karakter seseorang jangan tanya emak/bapaknya, pasti dikasih taunya yg baik-baik semua...
Hapus