Minggu, 13 November 2016

PHBD_Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah Kulit Batang Musa Paradisiaca

Masih tentang Program Hibah Bina Desa (PHBD).
Tapi Kali ini adalah karya yang Aku dan Temanku tampilkan/presentasikan pada saat mengikuti Untirta Smart Camp 2 (USC2) kemarin, 12 November 2016 di Saung Galih, Banten Lama.
Tolong bagi pembaca tidak men-Copy Paste- tulisan di bawah ini, karena tidak bersifat gratis. ini hasil pemikiran dan peneliotian, butuh kerja keras dalam penyusunannya.
Hargai orang lain jika Anda ingin dihargai.
OK???


PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA
Pemanfaatan dan Pengelolahan Limbah Kulit Batang Pisang (Musa Paradisiaca) Sebagai Kerajinan Alat-Alat Rumah Tangga dalam
Upaya Pemberdayaan Ibu-Ibu di Desa Sigedong Kecamatan
Mancak Kabupaten Serang


 












 Oleh :
AJI PANCER AGUNG RINO
ALFI JAHROINA






UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KOTA SERANG
2016

A.           JUDUL
Pemanfaatan dan Pengelolahan Limbah Kulit Batang Pisang (Musa Paradisiaca) Sebagai Kerajinan Alat-Alat Rumah Tangga dalam Upaya Pemberdayaan Ibu-Ibu di Desa Sigedong Kecamatan Mancak Kabupaten Serang.
B.            LATAR BELAKANG MASALAH
Kabupaten Serang merupakan salah satu wilayah di Provinsi Banten. Kabupaten Serang dianugerahi wilayah yang cukup luas, hal ini tentunya memilik dampak positif maupun negatif. Hal yang positif diantaranya berkembangnya iklim industri yang cukup maju yaitu di daerah Serang Barat dan Serang Timur, kemudian dari segi sumber daya alam (SDA)  pun, Kabupaten Serang mempunyai kekayaan alam yang melimpah. Namun di balik itu semua, Kabupaten Serang pun ternyata memiliki segudang permasalahan diantaranya adanya pengangguran, tingginya angka kemiskinan, serta kurang perhatiaan masyarakat terhadap lingkungan yang sebenarnya bisa menjadi nilai ekonomis.
Desa Sigedong merupakan salah satu wilayah yang terletak di titik perbatasan antara Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. Wilayah ini terletak ± 8 Kilometer dari pusat Kota Cilegon, namun mempunyai jarak yang cukup jauh menuju pusat Kabupaten Serang, yaitu sekitar ± 35 Kilometer. Sehingga Desa Sigedong ini secara geografis dan budaya lebih erat kaitannya dengan Kota Cilegon.
Mata pencarian masyarakat Desa Sigedong sebagian besar adalah berprofesi sebagai buruh tani karena memanfaatkan wilayah yang memilki potensi agraris yang baik. Namun, ada satu hal potensi yang tidak terdeteksi oleh masyarakat, yaitu limbah kulit batang pisang (Musa Paradisiaca). Karena banyak limbah limbah kulit batang pisang (Musa Paradisiaca) yang berserakan di sekitar kebun warga. Padahal gedebog pisang dapat menjadi peluang bisnis dan sedikit banyak mampu mengangkat ekonomi masyarakat.
Limbah Kulit Batang Pisang (Musa Paradisiaca) merupakan limbah dari pohon pisang yang sudah mati. Ukurannya dapat mencapai diameter 10 cm dengan panjang 1,5 m. Limbah Kulit Batang Pisang (Musa Paradisiaca) mampu diolah menjadi kerajinan yang dapat memiliki nilai jual yang tinggi, dengan dikembangkan menjadi tempat sampah, tas, keranjang, teplak meja, tikar dan sejenis lainnya. Dengan adanya pemanfaatan limbah kulit batang pisang (Musa Paradisiaca) ini, hal ini dapat menjadi alat untuk memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang berada di Desa Sigedong untuk meningkatkan perekonomian.

C.           RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.        Bagaimana cara memberdayakan ibu-ibu Desa Sigedong dalam pengelolahan limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca)?
2.        Bagaimana cara pengelolahan limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca) menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual bagi ibu-ibu di Desa Sigedong?
3.        Bagaimana langkah untuk memasarkan hasil kerajinan pengelolahan limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca) pada konsumen  sebagai kerajinan yang memiliki nilai ekonomis dan ramah lingkungan?

D.           TUJUAN

1.        Memberi  pemberdayaan ibu-ibu Desa Sigedong sebagai produsen dalam kerajain rumah dari pengelolahan limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca).
2.        Memberdayakan potensi pengelolahan limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca) sebagai kerajinan rumah sehingga ibu-ibu Desa Sigedong dapat meningkatkan perekonomian.
3.        Dapat memiliki keterampilan dan memasarkan hasil kerajinan dari pengelolahan limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca).

E.            INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM

1.        Adanya perubahan pola pikir ibu-ibu Desa Sigedong terhadap pengelolahan limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca).
2.        Meningkatnya perekonomian ibu-ibu Desa Sigedong karena penjualan hasil usaha kreatifnya.
3.        Meningkatnya popularitas dan eksistensi Desa Sigedong dengan hasil usaha kreatifnya.
4.        Terjalinnya kemitraan ibu-ibu Desa Sigendong dalam mengolah limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca) dengan pemerintah desa.
5.        Mempunyai keterampilan yang baik dalam mengolah limbah kulit batang pisang(musaparadisiaca).

F.            LUARAN YANG DIHARAPKAN

1.        Membuat panduan aplikasi cara mengelola limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca) menjadi kerajinan.
2.        Memotivasi ibu-ibu desa lain untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh desanya.  
3.        Terpublikasinya usaha kreatif ibu-ibu Desa Sigedong dalam memanfaatkan limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca) melalui Jurnal Nasional terakreditasi. 
4.        Pemasangan poster usaha kreatif ibu-ibu Desa Sigedong dalam memanfaatkan limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca).






G.           KEGUNAAN PROGRAM

1.        Memberikan kegiatan positif bagi ibu-ibu Desa Sigedong dengan memanfaatkan limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca) sebagai usaha kreatif.
2.        Memberikan pengetahuan ibu-ibu Desa Sigedong agar bisa memanfaatkan limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca) sebagai bahan pembuatan tempat sampah, tas, keranjang dan sejenis lainnya.
3.        Memberi pengetahuan lift skill ibu-ibu Desa Sigedong tentang cara pemasaran yang baik.

H.           GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Sasaran pada penelitian ini adalah Desa Sigedong Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang Provinsi Banten. Jarak dari pusat Kota Serang adalah sekitar ± 35 Kilometer. Karena letak geografisnya yang terpisah cukup jauh dengan pemerintah Kabupaten Serang membuat Desa Sigedong seolah terlupakan.






Sumber : Google Maps
Oleh karena itu, masyarakat Desa Sigedong kurang mendapat pelatihan khusus mengenai life skill dalam memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki daerahnya dengan semaksimal mungkin. Salah satu Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat dimanfaatkan yaitu pohon pisang, banyaknya limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca) di Desa Sigedong seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan.





Sumber : Dokumen Pribadi
Banyaknya limbah kulit batang pisang (musa paradisiaca) yang dibiarkan begitu saja oleh masyarakat seharusnya dapat diolah menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi. Dan dilihat dari Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Sigedong cukup mendukung, dengan dilihat dari cukup banyaknya masyarakat Desa Sigedong. Dimana bapak-bapak di Desa Sigedong berprofesi sebagai petani dan ibu-ibu Desa Sigedong hanya sebagai ibu rumah tangga. Hal ini akan memudah pengusul untuk mengembangkan life skill pada masyarakat Desa Sigedong khususnya ibu-ibu.

I.              METODE PELAKSANAAN

Dalam pengelolaan “Pemanfaatan dan Pengelolaan Limbah Kulit Batang Pisang (Musa Paradisiaca) Sebagai Kerajinan Alat-Alat Rumah Tangga dalam Upaya Pemberdayaan Ibu-Ibu di Desa Sigedong Kecamatan Mancak Kabupaten Serang” langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
Bevel: Sosialisasi Kegiatan Limbah Kulit Pisang (Musa Paradisiaca)
 


Bevel: Managemen Organisasi Masyarakat`
Bevel: Pembekalan Kompetensi
 



Bevel: Persiapan Sarana Dan Fasilitas                                                                                                

Bevel: Sistem Pengelohan Limbah Kulit Batang Pisang (Musa Paradisiaca)
Bevel: Membentuk Desain
Bevel: Pemilihan & Pengeringan Limbah Kulit Batang Pisang (Musa Paradisiaca)
Bevel: Pembuatan Limbah Kulit Batang Pisang (Musa Paradisiaca) Sesuai Desain
Bevel: Publikasi & Pemasaran
Bevel: Evaluiasi
 













1.        Sosialisasi kegiatan limbah kulit batang pisang (Musa Paradisiaca)
Sosialisasi ini berfungsi untuk tahap pertama yaitu pengenalan materi terhadap ibu-ibu Desa Sigedong sekaligus melihat reaksi dari penduduk setempat. Ini adalah langkah awal untuk melakukan program ini.
2.        Manajemen organisasi masyarakat
Tahap ini dapat juga disebut sebagai perizinan kepada petinggi desa untuk melakukan program yang akan dijalankan.
3.        Pembekalan kompetensi
Setelah semua perizinan selesai, maka tim pengusul melakukan pembekalan materi untuk melakukan program pengolahan limbah kulit batang pisang (Musa Paradisiaca) terhadap ibu-ibu desa Sigedong.
4.        Persiapan sarana dan fasilitas
Langkah selanjutnya, yaitu mempersiapkan sarana dan fasilitas untuk menunjang program limbah kulit batang pisang (Musa Paradisiaca).
5.        Sistem pengelolaan limbah kulit batang pisang (Musa Paradisiaca)
Setelah sarana dan fasilitas terpenuhi, maka  langsung membahastentang sistem pengelolaan limbah kulit batang pisang (Musa Paradisiaca).
6.        Membentuk desain
Sebelum mencari bahan untuk membuat kerajinan, desain kerajinan harus dibuat terlebih dahulu, hal ini berfungsi untuk mengefektikan waktu.
7.        Pemilihan & pengeringan limbah kulit batang pisang (Musa Paradisiaca)
Pada tahap ini, penentuan limbah kulit batang pisang (Musa  Paradisiaca) yang masih bagus sangat diperlukan untuk kualitas kerajinan. Pengeringan dilakukan seperlunya, karena kulit batang pisang yang bagus tidak memerlukan waktu yang lama untuk di keringkan.
8.        Pembuatan limbah kulit batang pisang (Musa Paradisiaca) sesuai desain.
Pada tahap ini, limbah kulit batang pisang (Musa Paradisiaca) dibentuk sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
9.        Publikasi & Pemasaran,
Setelah kerajinan selesai dibuat, maka tahap selanjutnya adalah publikasi. Tahap ini berfungsi untuk mengenalkan kerajinan tangan limbah kulit batang pisang (Musa Paradisiaca) Desa Sigedong kepada masyrarakat sekitar. Tahap selanjutnya ialah pemasaran, Disini tim pengusul membantu untuk memasarkan kerajinan limbah kulit batang pisang (Musa Paradisiaca).
10.    Evaluasi
Tahap ini adalah tahap terakhir dari program pemanfaatan limbah kulit batang pisang, diadakan evaluasi oleh tim pengusul yang berfungsi untuk mengevaluasi semua kegiatan yang telah dilaksanakan.
J.             JANGKA WAKTU PENELITIAN
Jangka waktu yang di butuhkan oleh tim peneliti selama 4 bulan.
Jenis Kegitan
Bulan ke
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Sosialisasi 1
















Sosialisasi 2
















MOM
















Pembekalan kompetensi
















Persiapan sarpras
















Sistem PLKBP
















Membentuk desain
















Pemilihan & pengeringan LKBP
















Pembuatan LKBP sesuai desain
















Pemasaran & publikasi
















Evaluasi

















K.           KEMITRAAN
Dalam pelaksanaan Program Hiba Bina Desa (PHBD), tentunya tim tidak dapat menjalankan dengan sendiri. Dan tim peneliti membutuhkan bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak yang ingin membantu demi tercapaiya kelancaran dalam kegiatan ini. Adapun pihak-pihak yang terkait dalam Program Hiba Bina Desa (PHBD) antara lain :
1.    Mahasiswa
2.    Ibu-ibu Desa Sigedong
3.    Pemerintah Desa Sigedong

L.            USULAN BIAYA
Dalam melaksanakan suatu kegiatan tidak lepas dari biaya atau anggaran yang dibutuhkan agar dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Sehubungan dengan kegiatan diatas, kami mengusulkan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk terlaksanannya program ini sebesar Rp. 45.000.000 yang dana tersebut bersumber dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
No
Rencana anggaran biaya
Biaya
1
Biaya bahan habis pakai
Rp.       9.220.000
2
Biaya peralatan penunjang
Rp.     14.250.000
3
Biaya tranportasi
Rp.       8.280.000
4
Biaya publikasi
Rp.     13.250.000
Total kesuluruhan
Rp.    45.000.000


Tidak ada komentar:

Posting Komentar