Sebelum aku kuliah, aku pernah mendengarnya dari cerita pengalaman kakakku.
Awalnya aku ngerasa heran banget banget banget...
Yang aku tahu, sejak zaman dahulu banget, bolehlah kita katakan zaman wali, atau dari kisah para tasawuf yang pernah aku baca/diceritakan oleh guru-guruku di Madrasah dulu, bahwa yang dinamakan menuntut ilmu itu kita (murid) mendatangi majelis-majelis ilmu (madrasah/sekolah) atau mendatangi langsung tempat tinggal gurunya. Selangkah kita niatkan untuk mencari ilmu lillahi ta'ala insyaAllah bernilai pahala dan menjadikan ilmu yang didapat barokah bisa bermanfaat untuk kemaslahatan ummat. Minimal nya untuk kebaikan diri sendiri, keluarga, orang-orang sekitar, nusa, bangsa & agama.
Pasti diantara kalian pernah mendengar atau membaca kisah perjuangan Syeikh Nawawi Al-Bantani yang mencari ilmu ke banyak guru di Nusantara bahkan hingga ke Makkah Al-Mukarromah. Bahkan ibunda beliau mengatakan "Jangan pulang sebelum pohon kelapa ini sampai berbuah". Kebayang kan sejak menanam pohon kelapa hingga berbuah berapa tahun lamanya. Lama bangetlah intinya. Itu beliau dengan niat lillahi Ta'ala + restu orangtua bahkan harus menghadapi berbagai ujian untuk mendapatkan keberkahan ilmu, berjuang keras intinya. Nah terbukti nyata ilmu beliau sangat-sangat bermanfaat untuk kemaslahatan ummat, bahkan hingga ke kita yang hidup saat ini dan mungkin hingga jauh ke masa depan.
Pokoknya kalau kalian baca-baca sejarah para wali dan ahli tasawuf akan banyak ilmu yang bisa dipetik dan dijadikan pelajaran, renungan untuk kita.
Wallahu a'lam.
Nah fenomena "guru datang ke rumah siswa" Itu awalnya aku pikir begini "enak banget tuh anak, tinggal duduk nunggu gurunya dateng, awas aja kalau belajarnya ga serius, kasihan juga orangtua sudah ngebayarin tapi kalau tidak bermanfaat alias diabaikan oleh anaknya".
Itulah makanya aku sempat banyak menolak tawaran mengajar private, terkhusus ke rumah siswa yang rumahnya jauh dari tempat tinggal ku karena khawatir si anak belajarnya ga serius (alias keinginan orangtuanya aja nyariin guru private biar anaknya belajar), itu ngefek banget ke kita yang mengajar akan merasakan energi terkuras tapi ilmunya ga diserap sama siswanya. Anak belajarnya ga ikhlas, guru pun bisa jadi ga ikhlas (maaf yah) . Kan cuma lelah yang didapat. Gaji? Gausah lah mikirin gaji!____(tapi kadang kepikiran juga sih wkwkwkw)
Btw____ menurutku sangat berpengaruh keikhlasan guru dalam mengajar terhadap kebermanfaan ilmu yang diperoleh siswa. Jadi kalau guru memiliki perasaan tidak ikhlas dalam mensyiarkan ilmunya, itu ga nyampe/susah diterima oleh akal siswa. Ga akan bermanfaat.
Itulah salah satu ujian mental menjadi guru adalah bagaimana mensetting hati kita agar selalu ikhlas dalam mengajar. Se bandel, senakal, semenyebalkan, atau bahkan se ngelunjak apa pun siswa, guru harus sabar dan ikhlas. Susah? Banget!
___________
----------------
Untukmu para murid, jangan jadikan dirimu sebagai ujian yang nyata untuk gurumu. Jadilah perantara ladang pahala untuk gurumu dan orangtuamu.
-----------------
___________
Tulisanku ini hanyalah sebatas teman sarapan pagi hasil renungan semalam.
Nikmati dan ambil manfaatnya.
----------------
___________
BONUS Kisah Nyata:
Kisah yang diceritakan oleh salah seorang da'i yang sempat bertausiah di sekolah saat hari guru. Beliau menceritakan pengalaman temannya yang nakal dan tidak mau menuruti perintah guru untuk menghafal bahkan sudah ditagih berkali-kali, sang guru sempat kesal dan berniat memukul muridnya itu (bukan niat mencelakai namun hanya menegur, secara fisik karena sudah keterlaluan). Yang terjadi adalah si anak nakal itu terluka karena tak sengaja terpukul di bagian kepala hingga pingsan beberapa hari. Membuat guru merasa bersalah dan bersedih. Kuasa Allah, si anak tersadarkan diri dan terketuk hatinya justru menjadi anak yang penurut dan bahkan bisa setor hafalan lebih banyak dari murid lainnya. Bagaimana bisa? Ternyata si anak itu ikhlas terpukul gurunya tersebut. Guru pun ikhlas jika si murid mau membalasnya. Rela, ikhlas.
Keren kan?
Ibrahnya apa?
Ketika sang guru ikhlas menyampaikan ilmu dan murid juga ikhlas atas apa pun perintah guru (selama perintah itu baik) maka akan dimudahkan segalanya dalam belajar.
_________
-------------
Nah, untuk para pembaca sekalian.
Menurutmu apakah menjadi sesuatu kesalahan atau tidak menjadi guru private (datang mengajar di rumah siswa)?
Aku tuh suka dilema, saya salah ngga sih sebenarnya?
Tolong beri aku pencerahan sehingga aku merasa yakin.
Sempat sih aku berfikir, jika selama kegiatan tersebut diliputi rasa ikhlas ya gapapa. Bener ga sih?
Plis komen ya
Kl mnurut saya tak masalah. Yg diwajibkan adalah mnuntut ilmu, bukan brjalan jauh. Kl memang bsa didekatkan (dipermudah) napa mesti brsusah payah. Yg pnting dua2nya ikhlas n brniat baik mngharap ridha Allah
BalasHapusMantabb!!!
BalasHapusTerimakasih kakak.hehehe
BalasHapusAsyiaaappp