Sabtu, 26 September 2020

PeeSBeBe

 Selama Pandemi ini memang aku telah kehilangan banyak pekerjaan, so pendapatanku berkurang banyak. 

Maybe bukan hanya aku, tapi sebagian dari banyak "pekerja keras".

Yaps, aku hanya seorang pekerja keras karena sadar aku kurang cerdas (dalam hal mencari atau meciptakan pekerjaan), tapi aku terus berusaha mencari, menciptakan, bahkan mempertahankan pekerjaan yang masih bisa dilakukan hingga saat ini dan nanti.

Aku yakin banget bahwa kalau kita berusaha + berdo'a pasti Allah akan berikan rezeki untuk kita, sesuai usaha kita. Ingat, Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum jika kaum itu tidak berusaha untuk berubah (lebih baik). 

_-_-_-_-_-_-_-_

Nah, selama PSBB ini ternyata banyak banget hal lain yang bisa dilakukan, namun tidak dapat dilakukan sebelumnya.

For example:

Aku bisa menghasilkan karya (+- 15 lembar gambar wajah dalam satu bulan) padahal sebelumnya tidak pernah sampai sebanyak itu. It's great moment for me. Dan ini bisa bikin aku berkunjung ke MTs almamater ku (yg sebelumnya ga pernah lagi, mungkin sejak sekitar 5 -6 tahun yang lalu). 

Aku bisa membuat beberapa video pembelajaran (pembahasan soal matematika sederhana) yang diupload ke youtube.

Membuat file rangkuman materi pembelajaran mapel Fisika kelas X.


Aku juga bisa belajar motor gaisss. .. Hehe

Alhamdulillah WA syukurilah.. .

_-_-_-_-_-_-_


Btw ada juga dukanya, aku beberapa kali marah2, gambek, dan suka emosian sama orang-orang di rumah. 

Sebenernya nyesel banget sih, sedih dan takut juga. Tapi suka ga inget gitu kalau udh emosi. Iiiihhhh kesell. Jadi benci sama sikapku sendiri :'(


Astaghfirullah

Suruh Ngajarin PAK_Pend.Agama K*

Plis kalian harus biasa aja pas baca judulnya... 

Aku hanya ingin cerita pengalaman yang sempat bikin aku terkejut. 

Awal Tahun lalu (2019) aku sempat menjadi guru private salah seorang siswi SD, kelas 1.

Bayangin, kelas 1. Masih imut-imut, aktif, banyak tingkah (lincah), dan masih pengen main. 
Setahu aku, dari beberapa kali percakapan, dia (+mami & papi nya) adalah ummat agama Buddha. Jadi aku emang ga pernah menanyakan langsung tentang agama mereka, rasa ga enak aja sih, padahal yah gapapa. 

Nah karena di daerah sini tidak ada sekolah khusus untuk ummat Budha, mereka menyekolahkan anaknya di sekolah khusus ummat Kristen. 
Jelas dong ada pelajaran agamanya, yaitu PAK (Pendidikan Agama Kristen). 
Pernah suatu ketika, entah di pertemuan ke berapa, Maminya minta aku untuk mengajarkan isi buku PAK tersebut karena mereka tidak mengerti. Aku tidak menjawab "Ya" atau pun "tidak", jadilah aku bilang " Nanti saya coba baca dulu yah bu".
Padahal dalam hati berkata "Lah sama aku juga kagak ngarti, gawat gawat gawaaatt".
Seharian bahkan hingga mau ke pertemuan berikutnya tuh aku kepikiran terus. Gimana ya? Nanti saya dosa ga ya? Di situ aku banyak2 istighfar... 

Syukur Alhamdulillah, saat pertemuan berikutnya, si Maminya bilang "Bu, ga usah ngajarin PAK, biar nanti saya aja yang bacain".
Plong... 
Alhamdulillah ga jadi. 

Saat itu aku ga banyak tanya, cuma jawab " Baik bu kalau begitu". Padahal pengen banget nanya 'kenapa ga jadi?'. Sekedar kepo sih... Haha

_-_-_-_-_

Emang di  awal pertemuan perjanjiannya aku hanya harus mengajar mapel Matematika, PKn, dan B. Indonesia.

Ya meski berberapa pertemuan berikutnya nambah ngajar mapel B. Jaseng. Soalnya aku emang pernah bilang kalau bisa & mengerti bahasa Jaseng. Ya gapapalah, it's okey. No problem. 

_-_-_-_-_-_

Pesan moral apa yang kalian dapat dari pengalamanku ini?

Silahkan jawab di kolom komentar... 
Thanks 


Kamis, 17 September 2020

Mahasiswa _ Calon Guru

Teruntuk calon mahasiswa keguruan

Teruntuk kita alumni mahasiswa keguruan, sarjana pendidikan, calon guru

Semoga kelak bisa menjadi guru profesional


__________

----------------


Kali ini aku ingin sharing tentang obrolanku dengan beberapa guru di sebuah sekolah, tempatku pernah mengajar beberapa saat (saja).


__________

Alkisah ada seorang guru muda yang kebetulan mengajar di sekolah almamaternya dulu. Bertemu dan menjadi rekan kerja gurunya terdahulu. Tentu menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri dapat mengabdi di sana. Diterima dengan penuh suka cita oleh beberapa guru yang dahulu adalah gurunya juga. Tentu diterima juga oleh rekan kerja lainnya. 

____ flashback

Saat dahulu ia menjadi siswa, menghormati guru adalah suatu kewajiban sehari-hari, bahkan (seharusnya) hingga ke masa depan kelak. Patuh dengan perintah guru, bertutur kata sopan dan lembut terhadapnya.

_____ kembali saat ini. 

Beberapa tahun berlalu bekerja sama dengan semua guru. Ternyata sang guru muda telah 100% menganggap semua guru adalah hanya rekan kerja, teman. (Tahu kan bagaimana sikap kita terhadap teman?) Nampaknya ia lupa jika ia hanyalah seorang murid yang tetap harus menjaga penghormatan terutama kepada gurunya terdahulu.

Seharusnya ia bisa membedakan sikap antara bersikap kepada rekan kerja sepantaran dan bersikap kepada para kasepuhan guru.

______

Jadi beberapa guru yang mengobrol denganku ini adalah para kasepuhan guru yang mengeluhkan sikap muridnya dahulu yang sekarang menjadi rekan guru.

Beliau menilai sikap muridnya itu kurang sopan/tampak sudah tidak hormat kepada guru. (Ungkapan lembut dari kata: songong). 

Beliau2 juga bercerita bahwa beberapa murid yang sudah berprofesi lain yang (tampak) lebih 'keren' dari guru kelihatan "nge-SO".

Kami hanya bisa beristighfar... 

______

Dari obrolan tersebut, bukan berarti guru minta dihormati atau disegani, tapi hanya ingin anak didiknya bisa menjadi manusia yang mampu mengormati, menghargai, dan menyayangi orang tua. 

Ingat yah, guru adalah orangtua kedua kita. 

_______

Teruntuk bapak dan ibu guruku, tegurlah aku jika tampak hilang kesopanan ku :'(

T_T

_______

-----------


Mahasiwa_Jadi Guru Private

 Sebelum aku kuliah, aku pernah mendengarnya dari cerita pengalaman kakakku. 

Awalnya aku ngerasa heran banget banget banget... 


Yang aku tahu, sejak zaman dahulu banget, bolehlah kita katakan zaman wali, atau dari kisah para tasawuf yang pernah aku baca/diceritakan oleh guru-guruku di Madrasah dulu, bahwa yang dinamakan menuntut ilmu itu kita (murid) mendatangi majelis-majelis ilmu (madrasah/sekolah) atau mendatangi langsung tempat tinggal gurunya. Selangkah kita niatkan untuk mencari ilmu lillahi ta'ala insyaAllah bernilai pahala dan menjadikan ilmu yang didapat barokah bisa bermanfaat untuk kemaslahatan ummat. Minimal nya untuk kebaikan diri sendiri, keluarga, orang-orang sekitar, nusa, bangsa & agama.


Pasti diantara kalian pernah mendengar atau membaca kisah perjuangan Syeikh Nawawi Al-Bantani yang mencari ilmu ke banyak guru di Nusantara bahkan hingga ke Makkah Al-Mukarromah. Bahkan ibunda beliau mengatakan "Jangan pulang sebelum pohon kelapa ini sampai berbuah". Kebayang kan sejak menanam pohon kelapa hingga berbuah berapa tahun lamanya. Lama bangetlah intinya. Itu beliau dengan niat lillahi Ta'ala + restu orangtua bahkan harus menghadapi berbagai ujian untuk mendapatkan keberkahan ilmu, berjuang keras intinya. Nah terbukti nyata ilmu beliau sangat-sangat bermanfaat untuk kemaslahatan ummat, bahkan hingga ke kita yang hidup saat ini dan mungkin hingga jauh ke masa depan.


Pokoknya kalau kalian baca-baca sejarah para wali dan ahli tasawuf akan banyak ilmu yang bisa dipetik dan dijadikan pelajaran, renungan untuk kita. 

Wallahu a'lam.


Nah fenomena "guru datang ke rumah siswa" Itu awalnya aku pikir begini "enak banget tuh anak, tinggal duduk nunggu gurunya dateng, awas aja kalau belajarnya ga serius, kasihan juga orangtua sudah ngebayarin tapi kalau tidak bermanfaat alias diabaikan oleh anaknya".

Itulah makanya aku sempat banyak menolak tawaran mengajar private, terkhusus ke rumah siswa yang rumahnya jauh dari tempat tinggal ku karena khawatir si anak belajarnya ga serius (alias keinginan orangtuanya aja nyariin guru private biar anaknya belajar), itu ngefek banget ke kita yang mengajar akan merasakan energi terkuras tapi ilmunya ga diserap sama siswanya. Anak belajarnya ga ikhlas, guru pun bisa jadi ga ikhlas (maaf yah) . Kan cuma lelah yang didapat. Gaji? Gausah lah mikirin gaji!____(tapi kadang kepikiran juga sih wkwkwkw)


Btw____ menurutku sangat berpengaruh keikhlasan guru dalam mengajar terhadap kebermanfaan ilmu yang diperoleh siswa. Jadi kalau guru memiliki perasaan tidak ikhlas dalam mensyiarkan ilmunya, itu ga nyampe/susah diterima oleh akal siswa. Ga akan bermanfaat. 


Itulah salah satu ujian mental menjadi guru adalah bagaimana mensetting hati kita agar selalu ikhlas dalam mengajar. Se bandel, senakal, semenyebalkan, atau bahkan se ngelunjak apa pun siswa, guru harus sabar dan ikhlas. Susah? Banget! 


___________

----------------

Untukmu para murid, jangan jadikan dirimu sebagai ujian yang nyata untuk gurumu. Jadilah perantara ladang pahala untuk gurumu dan orangtuamu. 


-----------------

___________


Tulisanku ini hanyalah sebatas teman sarapan pagi hasil renungan semalam. 


Nikmati dan ambil manfaatnya.


----------------

___________

BONUS Kisah Nyata:

Kisah yang diceritakan oleh salah seorang da'i yang sempat bertausiah di sekolah saat hari guru. Beliau menceritakan pengalaman temannya yang nakal dan tidak mau menuruti perintah guru untuk menghafal bahkan sudah ditagih berkali-kali, sang guru sempat kesal dan berniat memukul muridnya itu (bukan niat mencelakai namun hanya menegur, secara fisik karena sudah keterlaluan). Yang terjadi adalah si anak nakal itu terluka karena tak sengaja terpukul di bagian kepala hingga pingsan beberapa hari. Membuat guru merasa bersalah dan bersedih. Kuasa Allah, si anak tersadarkan diri dan terketuk hatinya justru menjadi anak yang penurut dan bahkan bisa setor hafalan lebih banyak dari murid lainnya. Bagaimana bisa? Ternyata si anak itu ikhlas terpukul gurunya tersebut. Guru pun ikhlas jika si murid mau membalasnya. Rela, ikhlas. 

Keren kan? 


Ibrahnya apa?

Ketika sang guru ikhlas menyampaikan ilmu dan murid juga ikhlas atas apa pun perintah guru (selama perintah itu baik) maka akan dimudahkan segalanya dalam belajar. 


_________

-------------


Nah, untuk para pembaca sekalian.

Menurutmu apakah menjadi sesuatu kesalahan atau tidak menjadi guru private (datang mengajar di rumah siswa)? 

Aku tuh suka dilema, saya salah ngga sih sebenarnya? 

Tolong beri aku pencerahan sehingga aku merasa yakin. 


Sempat sih aku berfikir, jika selama kegiatan tersebut diliputi rasa ikhlas ya gapapa. Bener ga sih? 


Plis komen ya 


Mahasiswa_ Cari MAKAN GRATIS yang ELEGAN

 Kali ini aku mau berbagi tips and trik untuk kalian mahasiswa baru... Mahasiswa lama juga boleh baca... 


Tips & trik kali ini adalah tentang bagaimana bisa dapatkan makanan gratis dengan cara yang elegan tanpa minta-minta. Ini aku alami semasa kuliah lalu, sebenarnya awalnya tak disengaja, eh lama-lama malah jadi kepikiran untuk ngebiasain wkwkw


1. Ikuti Acara Seminar GRATIS yang diadakan oleh kampus. Tapi jangan lupa cek partnernya, kalau acara tersebut bekerjasama dengan perusahaan swasta (semisal Bank Swasta) itu biasanya ada sesi makan siang, plus dikasih snack. Bentuk makan siangnya biasanya nasi box. Kadang suka kelebihan makanan, makanya setelah ngambil makanan bagian kita tuh jangan langsung pulang, tapi tunggu beberapa saat sampe agak sepii, kalau ada sisa biasanya boleh ambil lagi loh. Lumayan untuk berbagi dengan teman sekostan. Gimana? Rezeki nomplok, ilmu didapat, makan pun gratis. Say hamdalah :) 


2. Dekat dengan dosen. Nah ini nih inceranku saat pertama kali masuk kampus, niat awalnya untuk mempermudah dapet nilai bagus (ini termasuk niat yang baik ngga sih?)... Hmmm... Ternyata, setelah aku mengalaminya, dekat dengan dosen itu lebih berkah melimpah lebih dari yang aku harapkan. Terus bagaimana caranya agar bisa dekat dengan dosen? (NTar aku ceritain di tulisanku berikutnya yah)___jadi kalau dekat (akrab)  dengan dosen biasanya suka diajak kegiatan-kegiatan/acara dosen yang suka banyak makanannya bahkan sampe suka sisa melimpah. Aku suka banget tuh nungguin sampe acara kelar, sampe dosen pada pulang, sengaja bantu beres2 & bersih2, sekalian ngebersihin sisa makanan yang bisa dibawa pulang ke kostan. Cihuuuy... Alhamdulillah bisa untuk makan dengan teman sekostan, bahkan bisa bagi-bagi juga untuk bapak penjaga kostan.


3. Ngajar Les private. Nah ini aku sempat kepikiran yah, dijaman aku sekolah tidak pernah ada sejarahnya guru nyamperin anak murid karena sejatinya perjuangan murid untuk bisa berjumpa guru dan menuntut ilmu darinya yang membuat ilmu yang didapat menjadi barokah. Baru saat kuliah ini aku sebagai guru harus nyamperin ke rumah anak murid? Aneh banget rasanya (awal-awal gitu), tapi lama-lama aku jadi terbiasa juga dengan keanehan ini karena aku memperoleh balas jasa (upah) yang bisa kugunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup selama kuliah____nanti aku bahas di tulisan lain___ Oke fokus ke dapetin makan GRATIS yah. jadi kalau ngajar Les private (datang ke rumah siswa) tuh suka disuguhin makanan untuk cemilan, bahkan makan berat setelah belajar. Lumayan lah ngirit satu sesi makan. Kadang tuh aku sengajain ga makan sebelum mengajar, ya harap2 dikasih makan. Kadang kebeneran, tpi pernah juga zonk alias ga dikasih makan, otomatis abis ngajar kerasa banget lapernya. Haha. 


4. Datengin kostan temen yang suka jajan. Ga peduli temenku anak orang kaya atau bukan, yang penting dia suka jajan, pasti tuh ada stok snack2 yang boleh kita icipin. Wkwkwk... Maaf yah gaes :D


Itulah beberapa hal yang pernah aku lakukan untuk dapetin makan gratis, disengaja atau tidak. Silahkan dicoba. Semoga bermanfaat yah. Pokoknya kalau udah jadi mahasiswa itu suka banyak akal. Hehe


See you.... 

Minggu, 13 September 2020

Surat Panggilan Tes Kerja

Pengen Kerja di Perusahaan Besar

Pernah bercita-cita seperti itu? 

Saya yakin di antara kalian pasti ada yang pernah... 


Termasuk aku, semenjak pandemi ini pikiranku melayang ke mana-mana. Sempat kepikiran pengen keluar dari dunia pendidikan. Pengen kerja di perusahaan swasta atau BUMN yang bisa memberikan upah yang besar. Niatku salah satunya pengen membuat orangtua bahagia, bisa ngajak jalan-jalan setiap bulannya. Bisa makan enak stiap hari, ga mikirin apa-apa kalau pengen beli ini-itu, tinggal bilang dan beli. 

Enak kan yah kalau dibayangin? Enak banget.... 

Itulah pikiranku. 

Tapi setelah dipikirkan kembali dengan suasana hati dan lingkungan yang tenang, apakah itu artinya saya tidak bersyukur dengan keadaanku saat ini? 

Astaghfirullahaladzim... T_T


_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-


Bukan sifatku kalau hanya membayangkan atau omong doang. 

Saya berusaha untuk mencapai itu, bisa hidup dan menghidupi keluarga untuk lebih baik dengan selalu bersyukur. 


Jadiii, beberapa hari yang lalu (sekitar tanggal 12 September 2020) saya membuka email dan ternyata di sana ada notifikasi LinkedIn. Cuusss langsung buka LinkedIn, ada loker sebagai Staf Administrasi di sebuah BUMN (PT***Tbk). Saya langsung masukkan lamaran pekerjaan lewat link yang tercantum. 


Nah, hari ini pagi-pagi saya dapet SMS dari sebuah nomor tak dikenal yang a.n HRD PT***Tbk, isi SMS tersebut adalah meminta saya membuka email karena ada surat panggilan tes bahwa lamaran pekerjaan yang 2 hari lalu saya ajukan memenuhi syarat.


Cus buka email, benar ada email masuk yg isinya  file surat panggilan tes. 

Di dalam surat itu tertera tanggal tes adalah 16/9/2020 di sebuah hotel di BALI. 

Didalam surat itu juga ada info bahwa PT***Tbk bekerjasama dengan sebuah agen travel untuk mempermudah keberangkatan pelamar kerja plus pencarian hotel untuk menginap. 

Diberitahu juga bawa biaya akomodasi sementara ditanggung pribadi dan baru akan diganti setelah selesai tes. 

(Mulai ada hawa-hawa ga enak kan?) Masa iya seorang yang niat mencari pekerjaan justru malah harus keluar modal sekian rupiah (ga murah kan tiket pesawat?... Ckckck

Tapi aku tergiur dengan tulisan:

Gaji pokok karyawan baru Rp 8,5 jt/bulan. Dan bisa meningkat hingga Rp 10,5-19, 5 jt/bulan bila bisa meningkatkan kompetensi kerja. 

Kebayang kan betapa jayanya hidupku nanti dengan gaji segitu. Hahaha sorry aku terlalu bicara duniawi... :D



Pokoknya semua isi dari surat itu saya ceritakan ke ibu dan kakakku. 

Nah, ternyata kata kakak surat tersebut hanya PENIPUAN. Karena setelah kakakku cek lagi di website resmi PT***Tbk ternyata sedang TIDAK MEMBUKA LOWONGAN KERJA. Bahkan pihak perusahaan pun tahu kalau sedang ada penipuan yang mengatasnamakan perusahaanya....


Saya tidak kecewa mendengar kabar tersebut, justru bersyukur karena tidak menjadi korban penipuan. Alhamdulillah ya Allah...