Sabtu, 08 Mei 2021

Pembaca Setia

Berawal dari tugas Filsafat

Agak lupa, mata kuliah Filsafat matematika muncul di semester berapa sih angkatan aku? Dua atau tiga ya?

Tugas yang paling berkesan dan cukup bermanfaat bagiku. 
Seingatku, waktu itu tugasnya adalah "Posting sebanyak mungkin tulisan tentang apa saja (kalo bisa yang berbau matematika) di blog pribadi, dalam jangka waktu satu semester paling sedikit 150 postingan untuk bisa mendapatkan nilai A! " Kurang lebih seperti ini tugasnya. 

Bikin blog
Nulis

Etapi jujur sih, awal-awal masih agak nurut posting tulisan sendiri. Lama-lama kehabisan ide, akhirnya comot tulisan orang, modif sedikit, posting. Hehe

Awal nugas masih semangat, mendekati pertengahan ke akhir semester bosen juga. Alhasil ujung-ujungnya tetap ga mencapai targer, auto nilai B. Beneran. Agak nyesel sih... Wkwkwk
Tapi yaudahlah.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Btw dulu tuh setiap abis nulis di blog, aku selalu share link ke grup biar tulisanku ada yang baca. Hehe
Alhamdulillah ada aja yang mau baca. Isi tulisanku paling seputar kegiatan harian, pengalaman masa lalu yang unik. Ya gitu gitu doang. Jarang banget yang berbau matematika. Kebanyakan curhat. 
Haha

Sampe sekarang alhamdulillah masih ada sisa sisa semangat ngetik curhatan di blog ini. Terutama kalo lagi nganggur. Kek skarang ini. Tapiiiii kayanya peminat tulisanku skarang agak berkurang, gara-gara sempet off beberapa bulan. Mungkin udah pada lupa kali ya... 

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Buat kamu pembaca setia curhatanku, kamu mau aku nulis tentang apa? Kasih ide dong... Biar aku jadi tambah semangat menulis lagi nih.... 

Koment yah... Dan jangan lupa baca tulisanku yang dulu-dulu. 
Caranya klik aja judul2 yang ada di samping kanan... Dan biar bisa baca tulisanku di tahun-tahun sebelumnya, ya klik aja tahun 'sekian'.

Thanks so much before

Math Chat

 Tadi sore... 

Di sebuah grup MGMP, dosenku mengirimkan sebuah informasi tentang diadakannya "Ngobrol Matematika (Math Chat)" bersama Pak Prof. Hendra Gunawan. Beliau salah satu dosen di ITB.

Kebetulan dosenku itu dulunya mahasiswa Pak Prof, saat S3.



Pak Dosen mengirimkan link zoom meeting dan sebuah kalimat persuasif agar kita bergabung dalam acara tersebut. 

Kebetulan tadi tuh aku lagi "nganggur" alias ga ada kerjaan, langsung cusss klik link tersebut dan siap-siap pakai earphone.

Pikirku "pasti yang join banyakan", eeeeh ternyata cuma ber-7 termasuk aku. Lama-lama nambah juga sih jadi ber-15. Ko sedikit? Ternyata kali ini adalah Math Chat PREMIER alias program perdana. Rencananya kedepannya akan diadakan rutin satu kali tiap pekan dan akan membahas topik2 matematika. 

Lumayan... 

Pesertanya rata-rata mahasiswa dan guru.

Pembahasan perdana ini aku ga tau tepatnya tentang apa karena aku join di pertengahan dan selama mengikuti pun banyak hal yang tidak kuketahui dan aku mesti fokus agar ngerti, meskipun ttep ga ngerti. Tau kenapa? Karena aku kurang MEMBACA.

Mereka, peserta lain yang rata-rata mahasiswa pascasarjana, keciri banget doyan baca artikel jurnal dalam dan luar negeri, mendalami matematika banget. Di situ aku banyakan diemnya karena gatau mesti respon apa. Gapapa, setidaknya aku tahu mesti ngapain untuk menghadapi agenda kedua setelah lebaran nanti.

Alhamdulillah dari pertemuan pertama tadi setidaknya memberikan sedikit semangat untuk meningkatkan kembali minat baca ku yang sempat download banget. Serius, udha lamaaaa banget ga baca buku atau artikel online about math.

Bismillah, semoga menjadi langkah awal yang baik.

Semangaaaattt... 



A lot of thank for Mr. Anwar Mutaqin... :) 

Minggu, 17 Januari 2021

Tingkatan Gila

Aku bicara dalam sudut pandang pribadi dengan segala keawamanku

Sepanjang sejarah hidup, aku sudah berapa puluh atau ratus atau bahkan ribuan kali melihat orang gila yaitu mereka yang biasanya berjalan/duduk di pinggir jalan dengan pakaian kotor robek compang-camping sambil berbicara "sendiri".

... 

Seiring berjalannya usia, pengalaman, pengetahuan dan pola pikirku hingga saat ini, ternyata "Orang Gila" itu tidak hanya mereka yang kusebutkan di awal. 

Akhirnya aku memikirkan kalau orang gila itu ada tingkatan dan kategorinya. Aku urutkan dari yang paling akut (1, 2, 3, dst...) 

1. Orang Gila Normal Tak Diurus

Yaitu mereka yang dianggap semua orang (tanpa terkecuali dari orang kota hingga orang desa, yang sekolah tinggi hingga yang tak tamat SD) sebagai orang gila. Ya mereka yang biasa berjalan sendirian di pinggir jalan raya di kota bahkan hingga ke pedesaan dengan pakaian kotor robek compang-camping hingga yang telanjang, badan kotor rambut gimbal dan mungkin saja bau. Sorry aku tak akan pernah mencium bau orang gila yah. LOL. 

Menurut ku mereka normal, tentu normal sebagai orang gila.

Mereka seperti itu mungkin sejak kecil/remaja/dewasa disebabkan oleh berbagai latar belakang. Mereka berbeda, namun satu kesamaannya yaitu mereka ditelantarkan oleh keluarganya. 

2. Orang Gila Normal Terurus

Yaitu mereka yang memiliki gangguan jiwa namun tidak terlantar/tidak ditelantarkan oleh keluarganya. Mereka 'diurus' di Rumah Sakit Jiwa. Pakaian bersih, badan bersih (mungkin) karena dimandikan, makanan jelas bersih, dan masih dianggap oleh keluarganya.

Beruntung. 

Mereka bisa berada di RSJ mungkin karena berasal dari keluarga berada, atau mungkin dari keluarga biasa berkecukupan namun saudaranya masih punya hati nurani sehingga menyisihkan sebagian rezekinya untuk biaya RSJ. Entahlah. Intinya mereka lebih beruntung.

3. Orang Gila Tidak Normal

Yaitu mereka yang memiliki gangguan jiwa dalam hal tertentu saja. Contohnya orang yang tergila-gila dengan suatu benda (maniak kali ya disebutnya), maka mereka akan berusaha untuk memiliki, menyayangi, melindungi dan merawat benda tersebut. Banyak sih contohnya. 



To be continue