Sabtu, 08 Mei 2021
Pembaca Setia
Math Chat
Tadi sore...
Di sebuah grup MGMP, dosenku mengirimkan sebuah informasi tentang diadakannya "Ngobrol Matematika (Math Chat)" bersama Pak Prof. Hendra Gunawan. Beliau salah satu dosen di ITB.
Kebetulan dosenku itu dulunya mahasiswa Pak Prof, saat S3.
Pak Dosen mengirimkan link zoom meeting dan sebuah kalimat persuasif agar kita bergabung dalam acara tersebut.
Kebetulan tadi tuh aku lagi "nganggur" alias ga ada kerjaan, langsung cusss klik link tersebut dan siap-siap pakai earphone.
Pikirku "pasti yang join banyakan", eeeeh ternyata cuma ber-7 termasuk aku. Lama-lama nambah juga sih jadi ber-15. Ko sedikit? Ternyata kali ini adalah Math Chat PREMIER alias program perdana. Rencananya kedepannya akan diadakan rutin satu kali tiap pekan dan akan membahas topik2 matematika.
Lumayan...
Pesertanya rata-rata mahasiswa dan guru.
Pembahasan perdana ini aku ga tau tepatnya tentang apa karena aku join di pertengahan dan selama mengikuti pun banyak hal yang tidak kuketahui dan aku mesti fokus agar ngerti, meskipun ttep ga ngerti. Tau kenapa? Karena aku kurang MEMBACA.
Mereka, peserta lain yang rata-rata mahasiswa pascasarjana, keciri banget doyan baca artikel jurnal dalam dan luar negeri, mendalami matematika banget. Di situ aku banyakan diemnya karena gatau mesti respon apa. Gapapa, setidaknya aku tahu mesti ngapain untuk menghadapi agenda kedua setelah lebaran nanti.
Alhamdulillah dari pertemuan pertama tadi setidaknya memberikan sedikit semangat untuk meningkatkan kembali minat baca ku yang sempat download banget. Serius, udha lamaaaa banget ga baca buku atau artikel online about math.
Bismillah, semoga menjadi langkah awal yang baik.
Semangaaaattt...
A lot of thank for Mr. Anwar Mutaqin... :)
Minggu, 17 Januari 2021
Tingkatan Gila
Aku bicara dalam sudut pandang pribadi dengan segala keawamanku
.
.
.
Sepanjang sejarah hidup, aku sudah berapa puluh atau ratus atau bahkan ribuan kali melihat orang gila yaitu mereka yang biasanya berjalan/duduk di pinggir jalan dengan pakaian kotor robek compang-camping sambil berbicara "sendiri".
...
Seiring berjalannya usia, pengalaman, pengetahuan dan pola pikirku hingga saat ini, ternyata "Orang Gila" itu tidak hanya mereka yang kusebutkan di awal.
Akhirnya aku memikirkan kalau orang gila itu ada tingkatan dan kategorinya. Aku urutkan dari yang paling akut (1, 2, 3, dst...)
1. Orang Gila Normal Tak Diurus
Yaitu mereka yang dianggap semua orang (tanpa terkecuali dari orang kota hingga orang desa, yang sekolah tinggi hingga yang tak tamat SD) sebagai orang gila. Ya mereka yang biasa berjalan sendirian di pinggir jalan raya di kota bahkan hingga ke pedesaan dengan pakaian kotor robek compang-camping hingga yang telanjang, badan kotor rambut gimbal dan mungkin saja bau. Sorry aku tak akan pernah mencium bau orang gila yah. LOL.
Menurut ku mereka normal, tentu normal sebagai orang gila.
Mereka seperti itu mungkin sejak kecil/remaja/dewasa disebabkan oleh berbagai latar belakang. Mereka berbeda, namun satu kesamaannya yaitu mereka ditelantarkan oleh keluarganya.
2. Orang Gila Normal Terurus
Yaitu mereka yang memiliki gangguan jiwa namun tidak terlantar/tidak ditelantarkan oleh keluarganya. Mereka 'diurus' di Rumah Sakit Jiwa. Pakaian bersih, badan bersih (mungkin) karena dimandikan, makanan jelas bersih, dan masih dianggap oleh keluarganya.
Beruntung.
Mereka bisa berada di RSJ mungkin karena berasal dari keluarga berada, atau mungkin dari keluarga biasa berkecukupan namun saudaranya masih punya hati nurani sehingga menyisihkan sebagian rezekinya untuk biaya RSJ. Entahlah. Intinya mereka lebih beruntung.
3. Orang Gila Tidak Normal
Yaitu mereka yang memiliki gangguan jiwa dalam hal tertentu saja. Contohnya orang yang tergila-gila dengan suatu benda (maniak kali ya disebutnya), maka mereka akan berusaha untuk memiliki, menyayangi, melindungi dan merawat benda tersebut. Banyak sih contohnya.
To be continue