Selasa, 27 Oktober 2020

Cita-Cita Ibu

 Suatu hari, entah berapa tahun yang lalu, disaat kita ngobrol-ngobrol santai, emakku berkata bahwa beliau sangat ingin anaknya ada yang bisa "ngaji". 

" Ngaji" yang dimaksud adalah tilawatilqur'an, yang biasa banyak orang sebut sebagai 'ngaji qori'. 

Dari keenam anak emak, semuanya belum ada yang mampu mewujudkan cita-cita tersebut.

Kalau ada yang berpikiran "Kenapa anaknya tidak disekolahkan di pondok pesantren saja?"

Ya kita berenam tidak ada yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren. Emak & bapak tidak pernah mengijinkan anaknya mondok, alasannya adalah.... Hmmm... Sorry, tidak bisa aku jelaskan di sini. Mungkin lain waktu di tulisan lain.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Sejak emak mengutarakan keinginannya tersebut, aku selalu memikirkannya hingga sekarang. Bukannya aku tidak berusaha untuk belajar "ngaji", pernah saat aku SD & MTs, tapi tetap saja belum bisa. Maafkan aku mak... :'(

Satu-satunya cara yang terpikirkan olehku adalah emak harus punya menantu yang faham & mahir melantunkan Al-Qur'an dengan merdu dan khusyuk, lelaki shalih yang bertanggungjawab dan setia.

Mungkin ini adalah cara yang terpikirkan olehku saja, kakakku mungkin tidak, tapi entahlah. Namanya jodoh sudah pasti siapa2nya, tidak bisa memilih ingin berjodoh dengan si ini-si itu.

Aku... Yang masih single dan belum melihat tanda-tanda ada lelaki yang berniat serius melamar, terus berdo'a agar bisa membahagiakan emak, berdo'a agar bisa berjodoh dengan lelaki shalih yang direstui emak. 

Sungguh tidak ada kriteria khusus yang aku tetapkan, yang penting bisa membahagiakan emak.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Hari ini, aku tunjukkan kepada emakku video seseorang yang sedang melantunkan shalawat dari snap WA-nya, aku pun perkenalkan siapa orangtuanya dan saudara2 kandungnya. Alhamdulillah emak suka, tampak guratan wajah yang bahagia berseri. 

Siapakah dia? Dia yang aku temui di sebuah acara STQ di Kecamatan. 

Dari mana aku tahu silsilah keluarganya? Aku cari tahu dari media sosialnya, aku telusuri dengan sistematis. 

Ternyata emak juga mengenal kedua orangtuanya. Keturunan dari keluarga yang baik. 

Alhamdulillah :) 

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Tapiiiiiiii

Masalahnya adalah... 

Apakah dia sudah memiliki wanita idamannya? 

Aku khawatir cintaku bertepuk sebelah tangan.... Hmmm

_-_-_-_-_

Cintaku sejak lirikan mata pertama... Tidak lebay, ini nyata. 

If you read this story, please chat me on WA what's your answer. Thanks a lot for your attention.

Senin, 26 Oktober 2020

Sabtu

 Tik tok tik... 

Mau nulis apa ya?

Setiap hari bercermin, tiap hari pula merenung,. 

Di usiaku yang sudah masuk kategori dewasa, belum juga memiliki "teman hidup".

Galau? Kadang. 

Galau saat hari-hari tidak aktif, tidak ada kesibukan yang mengalihkan pikiranku untuk memikirkan hal tersebut. Apalagi di masa pandemi ini, ga sibuk-sibuk amat, auto kepikiran kan. Iisshh... 

Memang, pertemuan dengan jodoh sudah ada yang mengatur, sudah ditimeline oleh Yang Maha Kuasa. 

Meski begitu, katanya (kata orang-otang tua dulu) jodoh itu ya meski sudah ditetapkan, jangan ditunggu saja, tapi dicari juga, ikhtiar + berdo'a.

Sampai saat ini aku benar-benar tidak tahu cara bagaimana dan harus ke mana mengejar jodoh? Haha

Kalian tahu? Coba berita tahu aku (ketik di kolom komentar)... :D

Yang kutahu hanya berdo'a dengan bahasa yang kubisa, Allah SWT pasti paham dan mendengar do'a ku, bahkan isi hati yang tidak kuucapkan pun. 

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_


Sabtu, 24/10/20

Sebenarnya aku ingin ceritakan kejadian yang cukup aneh di hari Sabtu kemarin,. 

Bertemu, tanpa sengaja, dengan seseorang yang membuatku terpana sejak lirikan mata pertama (lebay sih wkwkw) 

Seseorang yang mampu membangkitkan semangat intelku untuk stalking dunia lain (dunia maya yah gaesss) 

Dua hari cukup untuk mengetahui (sebagian) siapa dia, bagaimana dia sebelumnya, dari mana ia asalnya... Dan siapa saja teman-temannya. 

Thanks to Mark Zuckerberg... LoL

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Cocok lah, idaman banget... 

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Okey, sedikit aku bahas soal lain. 

Jadi pantas saja beberapa perusahaan meminta para pelamar pekerjaan untuk mencantumkan akun sosial media yang dipunya, itu tuh untuk mengecek sekilas riwayat hidup dan kebiasaan Para PenCaKer. Kelihatan kan dari postingan-postingannya, kelihatan juga relasinya bahkan sampai riwayat keluarganya. 


Makanya jangan sering-sering posting hal-hal yang ga terlalu penting di sosmed, apalagi sesuatu yang mengandung unsur SARA.

Begitulah. 

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Back to the topic 

Setelah melalui penelusuran tersebut, ternyata dia adalah saudara teman dekatku. Dan lebih mengagetkan lagi kalau temanku itu seneng banget kalau saya bisa menjadi "teman hidup" si dia... Bahkan siap membantu untuk menjadi perantara proses ta'aruf... Tapi aku masih mempertimbangkan tawaran tersebut, karena rasanya terlalu cepat. Baru juga kenal, baru juga temenan... Hmmm... Kocak sih. 

Tapiiiii

Masalahnya adalah... 

Apakah dia sudah memiliki calon "teman hidup" pilihannya sendiri? 

Jawab dong!