Aku sih menganggap
dia sebagai 'Teman'.
Tapi entah
dia menganggapku apa???
DIA temanku, kakak kelasku waktu SMA.
Entah sejak kapan bisa akrab dengannya, aneh rasanya.
Emang sih kita pernah satu kelas di tempat kursus bahasa Inggris, tapi rasanya aku tuh akrab dengan adiknya saja. Dengannya? Aku diam saja, gasuka menyapa. Mungkin pernah hanya tersenyum.
Ya menghormati kakak kelas. Udah gitu aja...
Hahaha
Singkat cerita, aku ngerasa akrab dengannya sejak aku lulus SMA. Lupa gimana alurnya...wkwkwk
Singkat cerita lagi...
Kemarin lusa, aku mengajaknya menjadi
partner undanganku. Dia mau... Edaass.
Sebenarnya aku sangat terpaksa mengajak dia menemaniku, habisnya aku ajak teman-teman wanitaku ga ada yang bisa, sibuk, dan ada juga yang tak diundang. Katanya. Aku ajak tetanggaku, yg kebetulan teman dari yang
punya hajat, ternyata ga diundang juga. Aku sudah membujuk padahal... Tetap ga mau.
Yaudah aku ajak
dia.
Aku sebenarnya ga pernah menulis sepatah kata pun untuk minta dijemput. Cuma bilang gini, "Mau ga kalau aku ajak undangan?".
Udah gitu aja.
Untungnya dia pengertian sih, ngejemputku, tapi ampun dah TELAT BANGET.
Padahal aku minta gini, "Kita berangkat jam 4 sore ya!"
Dia nyampe depan rumah pukul 16.37 atau 16.47 gitutuh. Haduh aku dah hampir se-jam menunggu.
Ibuku berpesan. Pulang jangan malam-malam!
OK.
Di perjalanan...
Untuk mencapai tempat yang
punya hajat, ternyata harus melewati jalan super sempit untuk dilalui mobil. Asli sempit banget, kalau aku tak salah perhitungan nih yah, jarak antara tembok/pagar pembatas rumah dengan
body mobil temanku itu hanya +-10 cm. Harus pelan-pelan. Untung temanku itu sabar.
Gatau situasi emang, justru
dia merasa tertantang untuk melewati jalan tersebut, skalian melatih
skill driving-nya katanya. Dan bilang "SERU". Selama perjalanan melewati jalur sempit itu, sempat-sempatnya dia ngevideo, ya jelas ada ibu-ibu yang komentar. Haha. Rasain...
Ampun yah...
Dari situasi tersebut, aku ambil sebuah pelajaran:
dia ternyata cukup sabar.