Melong : melon
Aka: semangka
Iyuk : jeruk
Ompong: ompol
Akik: sakitr
Kaki: kaki/celana
Aku: baju
Dok: sendok
Num: minum
Aco: bakso
Nda: bunda
Alhamdulillah masih banyak kosakata lain yg sudah jelas pelafalannya
Ayah
Ayam
Ade
Bobo
DLL
Melong : melon
Aka: semangka
Iyuk : jeruk
Ompong: ompol
Akik: sakitr
Kaki: kaki/celana
Aku: baju
Dok: sendok
Num: minum
Aco: bakso
Nda: bunda
Alhamdulillah masih banyak kosakata lain yg sudah jelas pelafalannya
Ayah
Ayam
Ade
Bobo
DLL
Sekarang aku beneran butuh pencerahan, penerangan, ilmu yang pasti, sanad yang jelas...
Nafkah suami kepada istri itu sandang, pangan, dan papan kan?
Coba tolong aku butuh landasan hukum yang jelas dan pasti terkait rincian dari setiap point nafkah suami untuk istri tersebut...
Dan satu pertanyaan, istri minta ke suami untuk dipasang Wifi di rumah itu termasuk hak nafkah istri bukan ya? Jika ya, masuk ke point mana? Sandang atau papan?
Aku butuh pengetahuan ini untuk bisa dikabulkan permintaan ku ini... Lebih ke kebutuhan ya, bukan sekedar minta.
Lagi butuh. Banget.
Pernah denger atau baca pasti kalimat ini "Kenapa sih hal kecil gini aja mesti bohong?"
Pernah kan?
Dunia penuh kebohongan, dari hal terkecil sampe hal besar.
Bahkan menjadi diri sendiri pun mesti berbohong.
Masyarakat saja tidak akan menerima kita yang "sangat jujur", coba deh. ___
Jujur itu resikonya satu, terkucilkan.
___
Seandainya kita hidup selalu jujur,
Liat orang yang kita ga suka, pengennya sih balik badan pergi menjauh atau bersikap jutek, eh karena dia lebih tua yaa mau ngga mau kita mesti kasih senyum. Minimalnya.
Liat orang bersikap bodoh, pengennya sih ngetawain atau bahkan pengen bilang "ONENG LO! " Tapi ga bisaa, dikata ga sopan lah ini lah.
Liat bocah manja, pengen banget nyeramahin panjang x lebar, eh malah disuruh ttep baik2in tu bocah.
___
Pengen mah ngga perduli ama apa yg ada di depan mata, pengen rebahan akuuu bos! Capek!
Tapi gabisa!
Ga terima sebenarnya aku klo dikata kurang sopan atau apatis.
____
Bisa ga sih aku jadi diri sendiri??? Tolong!
Seblumnya, saya ucapkan mohon maaf lahir dan batin ya para pembaca semuanya. Bentar lagi lebaran 🫂🤝
Hatur thankyou...
Kali ini aku pengen bahas satu hal yang lumayan cukup lagi hangat, dan rasanya akan selalu hangat untuk diperbincangkan, terutama di kalangan kaum hawa. What's that?
C a n t i k / k e c a n t i k a n
yup, akhir akhir ini aku baca artikel d media sosial dan berita televisi tentang ditangkapnya oknum "spesialis kecantikan" yang memasarkan (yg katanya) produk perawatan kecantikan tapi justru mengandung bahan berbahaya.
Dan ada lagi, tentang pebisnis/owner 'produk kecantikan' yang hobby flexing. (Yg ini ngga pengen aku bahas lebih lanjut).
Tak pikir pikir "ngapain sih harus melakukan hal itu?"
Tapi kayanya sih karena zaman sekarang sebagian besar kaum hawa tuh sedang ingin terlihat "lebih cantik". Maka muncullah ide2 kreatif untuk menginovasikan produk skincare & makeup. Bagus sih, asal tidak disalahgunakan.
Padahaaaal (menurut i) kita tuh wanita udah cantik loh dari lahir. Ngga ganteng, kan kalo ganteng milik lelaki. Hehehe
Ehmm maksudnya gini, sempat terpikir olehku "seandainya di dunia ini tidak muncul inovasi produk skincare & makeup pasti deh para wanita di dunia ini tetap terlihat cantik", bener deh.
Hehe terserah deh klean sependapat dengan ku boleh, tidak sependapat pun ga masalah buatku. Intinya tiap orang kan ya punya hak untuk berpikir & berpendapat.
Tpi merawat tubuh bagian wajah pun adalah hal baik, kebaikan. Suatu kebaikan untuk terlihat baik, rapi dan menjaga harga diri. Apalagi bagi seorang istri, niatkan untuk menyenangkan hati suami yang memandangnya. Insyaallah dapat pahala.
~~~
Anyway pengen geser dikit, bahas "perawatan dokter".
Tidak sedikit orang-orang di sekitar yang melakukan perawatan kecantikan wajah ke dokter spesialis kulit wajah (dokter kecantikan, eh bener gak sih istilah nya gtu?) hehehe ya intinya mah kalian taulah ya.
Yang aku perhatikan, sebagai besar kulit wajah orang2 yang pakai skincare dari klinik kecantikan tuh kulit wajahnya agak beda gitu, keliatan banget kurang alami. Ada yang glowing putih, tapi bedaaa banget sama yang emang glowing alami. Beda juga ama yang putih alami.
Kembali lagi ke "hak mereka". Ya iya. Haha
Maap maap aja klo tulisan ini terkesan men-julid-in orang lain. Ngga gitu ko maksudku. Gimana yaa... Hmmm.
Sekali lagi aku cuma pengen mengungkapkan isi pikiran ku aja, soalnya kagak ada orang yang 'enak' diajak ngobrol tentang hal ini. Wkwkw
Silahkan komentar kalau ada yang mau ngobrolin hal ini... Hahaha
Lagi nonton film "Hati Suhita", film layar lebar lawas yang jadi film sepesial liburan kali ini.
Rasanya itu film tayang pertama di bioskop pas aku belum berkeluarga yah. Entah tahun berapa dah, lupa.
___________
Setelah berkeluarga, melihat kisahnya ko rasanya ikut sediiiihhh banget. Walau pada akhirnya happy ending.
Bersyukur banget kisah ku tidak seperti itu. Alhamdulillah jauuuh lebih baik.
Ya meski terkadang aku pun merasa ngenes, tapi berusaha kuabaikan, berusaha kuat, dan tetap disyukuri.
Pengen sih bisa nulis yang puitis gitu, tapi ko yg tertulis malah selalu curhatan yak wkwkwk...
Di pikiranku judul kali ini pakai bahasa yang "lumayan puitis" sih, walopun sebenarnya isinya pasti berupa curahan-curahan hati+pikiran yang galau... Hahaaa
Gatau nih maghrib-maghrib gini ko kepikiran hal-hal nelangsa yang dulu pernah aku rasakan. Tapi yaa alhamdulillah bisa terlewati, tentunya dengan penuh huh hah huh hah hahaha
Engap
____________________
Keinget jaman dulu, jaman kecil 20 tahunan lalu lah, atau lebih...
Hidup di kampung yang dulu mah asri, adem, rimbun, banyak pohon, pokoke masih banyak 'berimah' & sawah aja. Bayangin aja betapa ademnya.
___________________
Masa kecilku yang penuh dengan segala hiruk pikuk suka duka,.
Suka banget main sama temen setiap pulang sekolah sore, dilanjut ngaji setelah maghrib, lanjut main lagi malem... Rasanya seruu banget... Alhamdulillah tidak mengenal gadget kala itu. Bersyukur banget...
Namun pasti hidupku pun ramai dikelilingi hal-hal yang membuat tidak nyaman yang akan selalu terkenang sampai tua nanti (mungkin),. Banyak sekali keluh kesah yang dipendam, ditutupi dengan senyum kebohongan, ditutupi dengan prestasi yang sebenarnya bentuk balas dendam agar tidak terlarut dalam nelangsa.
Beruntung dulu hanya mengenal kertas yang dijadikan teman curhat yang tidak akan pernah menjudge... Beda dengan sekarang, di ruang ini (laman blogku ini) aku ceritakan semuanya, semoga tidak ada yang menjudge juga.
Tolong, biarlah aku berkeluh kesah di sini
Tak apa aku tak didengar,
Tak apa aku tak ditemani,
Asal tidak dijudge oleh realitamu yang pasti berbeda dengan realitaku.
_______________
Aku hanya anak kecil yang sangat suka bercerita, semua hal baru pasti aku ceritakan, aku sangat antusias, tolong dukung antusiasku. Jangan hentikan semangatku bercerita dengan omelanmu, atau cerita lainmu yang kamu rasa 'Maha Benar', aku tidak butuh itu. Hanya ingin didengarkan saja. Sudah itu saja.
Bersambung....
Sedang di fase 5L dalam hidup ini...
Aku tidak bisa menyalahkan takdir,
Aku gatau harus bilang apa, ke siapa
Aku lelah, lelah menghadapi sikap suami yang otoriter, inginnya mengambil keputusan sepihak, aku merasa tidak dihargai sebagai seorang istri.
Aku sebenarnya tak ingin, tak ingin masalah ku dengan suami menimpa anak, tidak ingin. Namun aku gatau harus gimana, mau tidak mau pasti anak jadi korban ketidakharmonisan kami. Maafin Bunda ya Na... Sedih banget sebenarnya.
Belum lagi ketika mertua ikut campur dengan urusan Kami, bahkan menjadi salah satu penyebab aku dan suami berdebat. Suami suka salah kaprah, niat ingin menyenangkan hati ibunya namun mengabaikan perasaanku sebagai istrinya. Sering banget.
Capek aku, capek, gada yang belain.
Aku hanya bisa pergi, meninggalkan semuanya. Termasuk anakku... Semoga anak Bunda menjadi pribadi yang tegar dan kuat, fisik dan psikisnya. Aamiin...
Hari ini Jum'at, 10 Januari 2025
Capek banget dengan sikap suami yg selalu membela rekan kerja perempuannya. Hal apa pun itu, dia selalu menyalahkan aku.
Ya Allah saya berdo'a agar rasa sayangnya ke suamiku dikurangi, secukupnya saja. Aku lelah banget dengan sikap dia yang seperti tidak menghargai ku sebagai istrinya.
Menurut mu apakah aku salah kalau aku cemburu? Aku hanya ingin dia tidak berakrab akrab dengan lawan jenis. Itu saja.
Mak, pengen nangis yg kenceng banget~
Pegel jassaaa maaak...
Pengen Lunga sing adooohh...
Lagi Hits banget nih kalimat di judul... Akhir 2024 ke awal 2025 atau bahkan sampe nanti (entah kapan)
Jadi pengen ikutan wkwkwk
Ayo kita main (aku ajak para pembaca sekalian nih, boleh balas di kolom komentar yak)
Mulai!
We listen and we don't judge:
"Paling sebel sama orang yg sholat ngehalangin tempat ambil mukena di mushola/masjid umum padahal di area yang lain masih luas, geser dikit napa",
"Sebel sama kamu yang sombong pas lagi bisa, tapi melas2 klo lagi gabisa dan mau minta tolong, kan jadi males nolonginnya karena keinget kamu pas lagi sombong",
"Kesel banget sama motor yang asap knalpotnya nyebrot ke arah mukaku yg di belakangnya, karena terkadang mau menghindar tapi susah, misal klo lagi macet atau mau nyalip tapi ngga kesalip2",
" Kesel sama orang yang menanyakanku perihal urusan orang lain (misal sodaraku), kan ngga semua hal tantang sodara juga aku tau, kagaakkk... Emang dipikir setiap sodara mesti tau urusan pribadinya? Pikir dong",
"Heran sama orang yang nanya pendapat ke aku, tapi ketika aku ucapkan pendapatku malah dibantah dan so nyalah2in. Dengerin aja kali. Jadi elu niat nanya apa ngajak debat sebenernya? Kocak",
"Ngga suka sama orang yang sok nasehatin untuk "jujur, adil", tapi ketika dia punya kepentingan pribadi rela berbuat tidak jujur sehingga efeknya tidak adil untuk yang lainnya",
...
Hmmm apalagi yak
Ntar dilanjut
Biasanya setelah kata "jika" akan muncul kata "maka" pada frasa berikutnya.
Yups itulah silogisme
Kali ini aku lagi kepikiran tentang masa depan anak perempuan ku. Tiba-tiba terlintas. Tentang apa? Tentang kehidupannya saat ia dewasa nanti. Aku tidak berniat mengatur hidup nya, karena aku bukan Yang Maha Mengatur kehidupan manusia. Hanya terpikirkan saja, jadilah aku berencana. Ya hanya berencana, masalah jadi nyata atau tidak itu bukan kehendakku.
Aku berpikir, ketika anakku remaja>dewasa nanti, aku ingin dia menikah dengan lelaki yang "Mencintainya", bukan hanya yang dia cintai. Beda ya. Karena kadang yang kita cintai belum tentu mencintai juga. Begitupun sebaliknya.
Maksudnya, jika anakku menikah dengan lelaki yang dia cintai, aku khawatir dia akan berusaha keras untuk melakukan apa pun demi dia. Gaboleh begitu menurutku. Aku ga terima jika anakku nanti dituntut & dipaksa melakukan apa pun oleh si lelaki itu.
Tapii, jika anakku menikah dengan lelaki yang mencintainya, dia akan diratukan oleh si lelaki itu. Akan diperjuangkan, akan diutamakan, akan dibela bagaimana pun kondisi nya. Aku ingin anakku bahagia.
Kenapa aku seperti tak memikirkan perasaan anakku? Justru, aku sangat memikirkan nya. Wanita itu akan jatuh hati dengan lelaki yang terbukti berkorban untuk hidupnya. Ya ga sih gaes?
Hehehehe
Percayalah.
Bismillah ya anakku sayang, bunda selalu mendo'a kan untuk kebahagiaan masa depanmu. Dunia & akhirat.
InsyaAllah.